Sulfure Trioksida (SO3)
Sulfur trioksida murni merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Sulfur trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk asam sulfat. Ini berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan tampak sebagai padatan dengan asap di udara (membentuk kabut asam sulfat).Terdapat bentuk polimer lainnya di mana molekul SO3 bergabung membentuk rantai panjang. Sulfur trioksida pada suhu kamar dan tekanan atmosfer adalah cairan tak bewarna yang berasap di udara. Melacak jumlah air asam sulfat dapat mengkatalis pembentukan polimer. Sulfur trioksida bereaksi hebat dengan air menghasilkan kabut dari embun asam sulfat pekat.
Sulfur
trioksida sendiri akan bereaksi secara langsung dengan basa membentuk sulfat.
Sebagai contoh, reaksi dengan kalsium oksida membentuk kalsium sulfat. Ini
seperti reaksi dengan sulfur dioksida yang telah dijelaskan di atas.
Sulfur
trioksida dalam keadaan gas, terdiri dari molekul sederhana SO3 di
mana semua elektron terluar dari sulfur terlibat dalam pembentukkan ikatan. Terdapat bermacam-macam bentuk sulfut trioksida. Yang
paling sederhana adalah trimer, S3O9, di mana 3 molekul
SO3 bergabung membentuk cincin.
Kenyataanya
molekul-molekul sederhana bergabung dengan cara ini membentuknya struktur yang
lebih besar membentuk padatan SO3. Meskipun pada keadan biasa
SO3 sukar terbentuk pada keadaan tertentu, SO2 dapat dioksida menjadi SO3.
London smog / smog kelabu terjadi dari campuran SO partikulat dan kabut, zat
dalam partikulat dapat mengkatalisa pembentuk SO3 dari SO2 dan dengan udara
lembab dapat menghasilkan kabut yang mengandung asam sulfat.
Sifat SO2 yang mudah larut dan menghasilkan asam seperti dijelaskan di atas mengakibatkan persoalan lingkungan seperti misalnya hujan asam.Terjadinya hujan asam yaitu dari pembakaran bahan bakar posil seperti minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx juga partikel lain.
Sifat SO2 yang mudah larut dan menghasilkan asam seperti dijelaskan di atas mengakibatkan persoalan lingkungan seperti misalnya hujan asam.Terjadinya hujan asam yaitu dari pembakaran bahan bakar posil seperti minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx juga partikel lain.
Polutan akan
tinggal beberapa lama di udara dan kemudian musnah terdeposisi kepermukaan bumi
, selama polutan diudara, kualitas udara menurun yang dapat berakibat langsung
pada kesehatan manusia seperti sesak napas / gatal-gatal di kulit. Polutan
seperti oksida sulfur (SO2) dan dioksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi
dengan ozon akan berubah menjadi (SO3) dan NO3 selanjutnya berubah menjadi
senyawa sulfat dan senyawa nitrat.Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari
atmosfer kepermukaan bumi melalui hujan dan deposisi langsung sehingga di kenal
dengan deposisi basah dan deposisi kering. Proses deposisi basah terjadi dengan
pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan salju atau kabut yang
mengandung asam.
Deposisi
asam yang terkandung dalam hujan dapat menggambarkan kondisi keasaman air hujan
dalam angka pH. Kategori angka pH mengindikasikan hujan basa atau asam. Bila
air hujan mempunyai nilai pH di bawah 5,6 di katakan telah terjadi hujan asam
di daerah tersebut.
- Berat molekul 80,06 g/gmol
- Titik leleh 3,57ºC
- Titik didih 16,86ºC
- Densitas standar 44,8 kg/m3
- Panas penguapan pada titik didih 528 J/g
- Empat struktur molekuler sederhana (Struktur fosfor dan sulfur bermacam-macam tergantung pada jenis fosfor yang sedang dibicarakan. Untuk fosfor kita anggap sebagai fosfor putih. Dan untuk sulfur kita anggap salah satu dari bentuk kristal monoklin dan rombis).
- Sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.
Sifat kimia SO3
a. Dengan air membentuk asam kuatReaksi : SO3 + H2O
→ H2SO4.
b. Dengan udara lembab sulfur trioksida membentuk
uap putih tebal dengan bau yang menyengat
c. Energi ionisasi
d. Jari-jari atom
Pada fosfor
ke sulfur, sesuatu yang lebih harus mengimbangi pengaruh proton yang lebih
banyak. Pemerisaian yang sama pada fosfor dan sulfur (dari elektron yang lebih
dalam, pada beberapa tingkat dari elektron 3s), dan elektron yang akan
dilepaskan berasal dari orbital yang sama.
Jari-jari
metalik / ionik untuk Na, Mg dan Al, Jari-jari kovalen untuk Si, P, S dan Cl,
Jari-jari van der Waals untuk Ar, karena Ar tidak dapat membentuk ikatan yang
kuat.Wajar jika kita membandingkan jari-jari metalik dengan jari-jari kovalen
karena keduanya menunjukkan ikatan yang sangat rapat. Akan tetapi tidak wajar
bila kita membandingkan jari-jari metalik dan jari-jari kovalen dengan
jari-jari van der Waals.
Proses pembuatan SO3
A. Proses Frasch
Cara
frasch adalah mengambil belerang dari deposit belerang di bawah tanah, pompa
frasch dirancang oleh Herman Frasch dari Amerika Serikat tahun 1904.
Pada proses
ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2 pipa konsentrik yang lebih
kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas
dipompa dan dimasukan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh. Kemudian
dimasukan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk
busa belerang dan terpompa ke atas melalui pipa ketiga.
Kemurnian belerang yang keluar mencapai 99,5%. Pada dewasa ini 50% belerang yang digunakan dalam industri diperoleh dengan proses frasch
Kemurnian belerang yang keluar mencapai 99,5%. Pada dewasa ini 50% belerang yang digunakan dalam industri diperoleh dengan proses frasch
B. Proses kontak
S(s)+O2(g) ↔ SO2(aq)
2SO2(g)+O2(g) ↔ 2SO3(g)
SO3(g)+H2O(l) → H2SO4(aq)
Pertama-tama belerang padat dimasukan kedalam drum berputar lalu dibakar dengan oksigen dari udara dan hasilnya gas SO2 dimurnikan dengan pengendap elektrostatika ( kawat-kawat betegangan tinggi ) partikel-partikel debu dan kotoran lain menjadi bermuatan dan tertarik oleh kawat yang muatannya berlawanan, sehingga debu-debu itu jatuh kelantai ruangan. Campuran gas SO2 dan udara kemudian dialirkan kedalam ruangan yang dilengkapi katalis serbuk V2O5. Disini berlangsung proses kontak yaitu kontak antara campuran gas-gas dengan katalis.
2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g) ∆H = -90 Kj.
Agar reaksi ini bergeser kekanan gas SO3
yang terbentuk segera direaksikan dengan air untuk menghasilkan H2SO4
SO3(g)+H2O(l)→ H2SO4(aq)
Gas SO3 direaksikan dengan H2SO4 untuk membentuk asam pirosulfat, H2S2O7 kemudian barulah asam pirosulfat direaksikan denga air untuk membentuk asam sulfat
SO3¬(g)+H2SO4(aq)
→H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq)+H2O→2H2SO4¬(aq).
Pada
pembuatan belerang dengan proses kontak bahan baku yang
digunakan belerang, udara dan air.
digunakan belerang, udara dan air.
S(s)+O2(g) ↔ SO2(aq)
2SO2(g)+O2(g) ↔ 2SO3(g)
SO3(g)+H2O(l) → H2SO4(aq)
Pertama-tama belerang padat dimasukan kedalam drum berputar lalu dibakar dengan oksigen dari udara dan hasilnya gas SO2 dimurnikan dengan pengendap elektrostatika ( kawat-kawat betegangan tinggi ) partikel-partikel debu dan kotoran lain menjadi bermuatan dan tertarik oleh kawat yang muatannya berlawanan, sehingga debu-debu itu jatuh kelantai ruangan. Campuran gas SO2 dan udara kemudian dialirkan kedalam ruangan yang dilengkapi katalis serbuk V2O5. Disini berlangsung proses kontak yaitu kontak antara campuran gas-gas dengan katalis.
Gas SO2
bereaksi dengan oksigen dengan udara untuk membentuk gas SO3.
2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g) ∆H = -90 Kj.
SO3(g)+H2O(l)→ H2SO4(aq)
Gas SO3 direaksikan dengan H2SO4 untuk membentuk asam pirosulfat, H2S2O7 kemudian barulah asam pirosulfat direaksikan denga air untuk membentuk asam sulfat
Kegunaan SO3
SO3 biasanya
digunakan pada pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan
Sebagainya.
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi
oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai asam
sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air hingga digunakan sebagai
asam sulfat pekat. Oleum tergantung pada persentase dari sulfur
trioksida di dalam larutan. Penggunaan yang paling umum untuk oleum adalah
sintesa organik. Oleum diproduksi secara industri dengan proses kontak, dimana
sulfur trioksida mengandung gas yang melalui sebuah tower oleum. Tower yang
mengandung gas mengalami resirkulasi oleum dan asam sulfat yang mana membasahi
sulphur trioksida. 30-60% sulphur trioksida berada dalam bentuk gas yang
diabsorbsi karena pembatasan tekanan uap oleum. Karena absorbsi tdak lengkap,
gas yang meninggalkan tower absorbsi oleum harus diproses didalam sebuah tower
asam sulfat tersebut.
Komentar
Posting Komentar